Pada tanggal 12 Juni 2025, suasana di Sekolah Santo Antonius Jakarta mulai dipenuhi antusiasme menyambut kedatangan tamu istimewa dari Sekolah Yos Sudarso Metro, Lampung. Rombongan peserta dari Metro telah menempuh perjalanan panjang menuju ibu kota, penuh semangat dan harapan untuk berpartisipasi dalam kegiatan Pentas Seni dan Budaya Keluarga Dehonian.
Setibanya di Jakarta pada malam hari, para siswa dan pendamping dari Yos Sudarso disambut dengan hangat dan meriah oleh keluarga besar Santo Antonius. Kehangatan penyambutan terasa bagaikan reuni keluarga besar. Para guru, karyawan, serta peserta didik menyambut dengan senyum dan pelukan, menciptakan suasana penuh kekeluargaan.
Setelah penyambutan, rombongan Yos Sudarso diarahkan menuju ruang makan bersama. Makan malam disajikan dalam suasana santai, menjadi awal yang indah dari serangkaian acara besar yang akan dilangsungkan selama dua hari.
Setelah makan malam, para peserta dari Metro dipersilakan untuk menata barang-barang dan beristirahat di tempat yang telah disiapkan. Istirahat malam itu menjadi waktu untuk memulihkan tenaga, menyatukan niat, serta mempersiapkan hati dan pikiran untuk agenda hari berikutnya yang padat.
Tanggal 13 Juni 2025 dimulai dengan perayaan Misa dan pesta nama Santo Antonius, pelindung sekolah. Perayaan Misa berlangsung khusyuk dan penuh kekhidmatan, diiringi dengan penampilan tarian liturgi dari siswa-siswi SD Santo Antonius yang memberikan sentuhan seni.
Usai Misa, para peserta dan penampil mulai mengikuti sesi gladi resik. Setiap penampil, baik dari Jakarta maupun Metro, diberikan kesempatan untuk beradaptasi dengan panggung dan mengatur alur pertunjukan. Gladi resik berjalan lancar
Siang menjelang sore hari, seluruh peserta kembali berkumpul untuk mengikuti kegiatan kebersamaan yang mengusung tema pakaian bernuansa merah. Tujuannya adalah untuk membangun ikatan lebih erat antar pelajar dua daerah yang berbeda. Tempat duduk diacak untuk mendorong interaksi dan keakraban.
Beragam permainan dan sesi interaktif diselenggarakan. Suasana penuh tawa dan semangat kebersamaan mencerminkan nilai kasih dalam tema besar kegiatan ini: Being Loved and Loving. Kegiatan hari itu ditutup dengan harapan yang tinggi akan keberhasilan hari puncak esoknya.
Tanggal 14 Juni menjadi hari puncak kegiatan. Sejak pagi,
satu per satu tamu undangan mulai berdatangan: orang tua, siswa, alumni, serta
tamu kehormatan lainnya.
Acara dimulai dengan tarian pembuka “Gamjunjung” yang penuh keanggunan. Setelah doa pembuka, rangkaian acara pentas seni pun resmi dimulai. Penampilan demi penampilan berlangsung sesuai susunan acara, dimulai dengan penampilan drum band.
Sambutan dari Ketua YPKLD membuka segmen sambutan resmi. Acara dilanjutkan dengan upacara pengibaran Bendera Merah Putih, disusul drama segmen pertama bertema cinta kepada tanah air.
Segmen selanjutnya mengangkat tema cinta kepada alam semesta. Penampilan tari semaphore, kolintang, band, dan soloist memperkuat pesan akan pentingnya menjaga dan merawat bumi.
Drama segmen ketiga membahas cinta kepada sesama. Musikalisasi puisi, karate, dan pencak silat disatukan dengan harmonis, menunjukkan kekuatan cinta dalam membangun solidaritas dan perdamaian antar manusia.
Segmen keempat menyuarakan cinta kepada diri sendiri. Penampilan pantomim, pembacaan puisi, hingga kolaborasi antara orang tua dan anak menghadirkan momen menyentuh dan inspiratif.
Segmen kelima merupakan refleksi akan cinta kepada Tuhan. Ditampilkan berbagai pertunjukan seperti tari kontemplatif, fashion show karya lukis siswa SD, serta soloist dari alumni SMA Santo Antonius, Gibran Marten, yang hadir khusus untuk menyemarakkan acara.
Acara dilanjutkan dengan pemberian sertifikat penghargaan kepada lima unit sekolah di bawah naungan YPKLD serta kepada alumni yang telah berkontribusi dalam kegiatan. Momentum ini menjadi simbol apresiasi dan motivasi bagi seluruh anggota keluarga besar Dehonian.
Salah satu momen berkesan lainnya adalah lelang lukisan Jalan Salib hasil Butet Kartarajasa Lelang ini tidak hanya menampilkan kreativitas seni, namun juga sebagai bentuk penggalangan dana untuk kegiatan sosial dan pendidikan.
Sebagai penutup, Frater Thomas menampilkan lukisan pasir bertema seluruh rangkaian acara sampai ke tema besar yaitu love
Acara ditutup dengan penuh sukacita dan rasa syukur. Para tamu dan peserta meninggalkan tempat.