Pelatihan Guru SMP dan SMA Santo Antonius
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembuatan Modul Ajar

Dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran, guru dari SMP dan SMA Santo Antonius mengikuti pelatihan satu hari bertema “Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembuatan Modul Ajar”. Pelatihan ini dipandu oleh Ibu Dr. Iceu Rufiana, MM, M.Si, pengawas sekolah dari Dinas Pendidikan Jakarta.

Beliau memulai sesi pertama dengan membahas pembelajaran berdiferensiasi, yang memberikan keleluasaan kepada siswa untuk meningkatkan potensi diri sesuai kesiapan belajar, minat, dan profil belajar mereka. Beliau menjelaskan bahwa strategi ini tidak hanya berfokus pada hasil pembelajaran tetapi juga pada proses dan konten yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Dalam sesi tersebut, beliau menekankan pentingnya memahami siapa yang dididik dan apa target capaiannya. Pendidikan yang merdeka harus memperhatikan gaya belajar, budaya, gender, serta kemampuan anak dalam menyerap pelajaran. Dengan pendekatan ini, guru diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang ramah, efektif, dan relevan.

Selanjutnya, Beliau membahas konsep design thinking sebagai kerangka berpikir untuk mengembangkan praktik pendidikan yang inovatif. Design thinking mendorong guru untuk berpikir out-of-the-box dan menciptakan terobosan baru dalam pembelajaran. Metode ini dimulai dengan tahap empati, di mana guru memahami kebutuhan siswa, kemudian berlanjut ke definisi masalah, ideasi, prototipe, dan pengujian.

Sesi kedua difokuskan pada eksplorasi konsep pembelajaran berdiferensiasi. Para guru diajak untuk merancang konten, proses, dan produk pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Misalnya, diferensiasi konten membantu guru menyajikan materi sesuai tingkat kesiapan siswa, sedangkan diferensiasi proses memberikan variasi metode pembelajaran. Diferensiasi produk memungkinkan siswa menunjukkan pemahaman mereka melalui berbagai bentuk hasil belajar.

Beliau memandu para guru dalam memahami modul ajar sebagai perangkat pembelajaran sistematis. Modul ajar berisi panduan materi pembelajaran, langkah-langkah pelaksanaan, serta kegiatan penilaian. Modul yang baik harus esensial, menarik, relevan, dan berkesinambungan, serta memuat tujuan pembelajaran, rencana asesmen, dan media pendukung.

Beliau menekankan pentingnya menyertakan asesmen awal dan pertanyaan pemantik yang dapat memicu diskusi kritis di kelas. Selain itu, beliau mengingatkan agar modul ajar dirancang dengan fokus pada capaian pembelajaran yang bermakna.

Sesi berikutnya membahas model pembelajaran yang dapat diterapkan, seperti pembelajaran berbasis masalah (PBL), inkuiri, proyek, dan penemuan. Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan memahami hubungan antar konsep, bukan sekadar menghafal informasi.

Beliau juga memberikan contoh bagaimana menggunakan media pembelajaran dan sarana pendukung untuk meningkatkan efektivitas pengajaran. Guru diminta merancang kegiatan yang relevan dengan kebutuhan siswa, misalnya menggunakan eksperimen sederhana untuk siswa visual dan diskusi untuk siswa yang lebih verbal.

Pelatihan ini diharapkan membawa dampak positif. Guru-guru merasa lebih percaya diri dalam merancang pembelajaran yang inklusif dan inovatif. Dengan pendekatan berdiferensiasi dan design thinking, siswa diharapkan dapat belajar lebih efektif sesuai dengan potensi mereka masing-masing.

Memperingati Hari Guru
SMP Santo Antonius