Dehonian Value
Santo Antonius

Pada tanggal 30 November 2024 Sekolah Antonius menyelenggarakan acara Dehonian Value dengan tema Bangga Menjadi Dehonian. Acara ini bertujuan untuk mengajak seluruh Guru, dan Tenaga Kependidikan menyadari pentingnya identitas diri dalam lingkungan sosial, serta membangun kebanggaan sebagai bagian dari komunitas Dehonian yang penuh nilai luhur.

Melalui tema ini, peserta didorong untuk memahami bahwa kebanggaan identitas tidak sekadar tentang pengakuan sosial, tetapi juga menjadi daya untuk menghadirkan kebaikan dalam masyarakat. Identitas pribadi dan kelompok mencerminkan jati diri yang terbentuk melalui nilai-nilai yang diperjuangkan dan dihidupi. Dalam konteks Dehonian, kebanggaan ini tumbuh dari nilai-nilai love, compassion, readiness, sacrifice.

Acara ini juga menyoroti pentingnya memahami identitas diri sebagai dasar membangun kepercayaan diri dan keterampilan. Identitas bukan hanya mengenai ciri khas individu atau kelompok, tetapi juga tentang bagaimana kita memposisikan diri di tengah keberagaman budaya, agama, dan nilai sosial. Identitas yang kuat memungkinkan seseorang menghadapi tantangan hidup dengan percaya diri dan bijak.

Sebagai Dehonian, identitas dibentuk melalui pemahaman mendalam tentang nilai-nilai locoresa, ini menjadi panduan dalam setiap tindakan, termasuk dalam menjalankan peran sebagai Guru dan Tenaga Kependidikan di Santo Antonius, menunjukkan kebanggaan Dehonian melalui dedikasi luar biasa, seperti mendampingi anak-anak di luar jam mengajar, menempuh jarak jauh dengan semangat, dan menjalankan tugas dengan penuh cinta.


Kesadaran bahwa perbuatan baik akan menghasilkan kebaikan menjadi inti dari perjuangan nilai-nilai Dehonian. Dengan cinta tanpa pamrih, para pendidik mempraktikkan imamat yang mencerminkan kasih ilahi. Mereka percaya bahwa kebanggaan sebagai Dehonian adalah wujud nyata dari identitas yang kokoh, yang membawa berkat bagi lingkungan sosialnya.

Sebagai bagian dari acara, peserta didorong untuk merefleksikan nilai-nilai Dehonian yang mereka hidupi melalui diskusi kelompok. Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah, "Apa saja nilai-nilai Dehonian yang saya hidupi?" Jawaban yang muncul serempak adalah locoresa. Melalui refleksi ini, peserta menyadari bahwa kebanggaan atas identitas diri lahir dari penghargaan terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi.

Dalam perjalanan menuju kebanggaan identitas, tantangan seperti krisis identitas dan kebingungan arah sering kali muncul. Namun, dengan identitas diri yang kuat, seseorang dapat menghadapi tantangan ini dengan bijak, memperkuat ikatan sosial, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Acara ini juga mengingatkan pentingnya membangun kebanggaan sebagai bagian dari Indonesia. Identitas nasional sebagai orang Indonesia yang kaya budaya, alam, dan semangat gotong royong menjadi inspirasi untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan. Kebanggaan menjadi Indonesia sejalan dengan kebanggaan sebagai Dehonian yang menjunjung tinggi harmoni dalam keberagaman.

Dengan memadukan refleksi, diskusi, dan kisah inspiratif, Dehonian Value memberikan wawasan mendalam tentang makna identitas diri. Para peserta diajak untuk memahami bahwa identitas diri bersifat dinamis, berkembang seiring waktu dan pengalaman. Identitas mencakup aspek seperti nama, budaya, agama, nilai-nilai, bahasa, dan peran sosial yang terus berkembang seiring perjalanan hidup.

Kebanggaan atas identitas diri memerlukan pengakuan dan penghargaan sosial. Hal ini tidak hanya menciptakan kepercayaan diri tetapi juga membangun keterampilan untuk menghadapi tantangan kehidupan. Identitas yang kuat adalah panduan menghadapi kebingungan arah, memungkinkan individu untuk tetap berakar pada nilai-nilai yang  diyakini.

Melalui Dehonian Value, Santo Antonius berupaya menanamkan kesadaran bahwa identitas diri adalah fondasi yang membentuk jati diri seseorang. Kebanggaan Dehonian bukanlah sesuatu yang memecah belah, tetapi menjadi kekuatan untuk mempererat ikatan sosial dan membawa kebaikan bagi lingkungan.

 

 

di dalam Acara Yayasan
Misa Syukur dan Perutusan Romo Edi Prasetyo, SCJ
Santo Antonius